Daily News|Jakarta – Angkatan Laut Rusia untuk pertama kalinya melakukan uji tembak rudal jelajah supersonik anti- kapal induk di Laut Hitam. Uji coba itu diumumkan langsung oleh militer Rusia di tengah ketegangan yang masih tinggi setelah penumpukan pasukan di dekat Ukraina.
Menurut laporan media yang dikelola Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, kapal penjelajah berpeluru kendali Moskva meluncurkan satu rudal turbojet menuju “ujung yang berlawanan” dari Laut Hitam. Sebuah drone melihat puing-puing kapal musuh yang disimulasikan 100 detik kemudian.
“Rudal ini adalah alasan mengapa kapal penjelajah kami disebut ‘pembunuh kapal induk’,” kata seorang koresponden Zvezda dari dek selama peluncuran.
“Kapal penjelajah rudal Moskva Armada Laut Hitam untuk pertama kalinya dalam sejarah baru-baru ini menembakkan rudal Vulkan dengan sistem rudal utama Bazalt kapal di perairan Laut Hitam,” tweet Kementerian Pertahanan seperti dikutip dari The Moscow Times, Sabtu (1/5/2021).
Rudal P-1000 Vulkan adalah versi perbaikan dari rudal P-500 Bazalt era Soviet dengan jangkauan tembak 800 kilometer, dibandingkan dengan Bazalt 550 kilometer.
Koresponden Zvezda mengatakan Moskva sebelumnya mengerahkan sistem misilnya hanya selama misi jarak jauh.
Armada Laut Hitam Rusia menguji coba sistem tersebut pada minggu ketika meluncurkan latihan tempur angkatan laut langsung dengan Moskva, kapal perang lain, dan helikopter militer.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan pada hari Selasa bahwa armadanya sedang memantau kapal pemotong Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) Hamilton yang memasuki Laut Hitam untuk bekerja dengan NATO.
Rusia membuat khawatir Barat dan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dengan penumpukan pasukan besar-besaran di sepanjang perbatasan Ukraina dan di Crimea yang dianeksasi, beberapa di antaranya tiba-tiba mulai ditarik pekan lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka mengumpulkan militernya sebagai respons atas perilaku NATO yang dianggap mengancam, tetapi menyatakan bahwa penarikannya tidak disebabkan oleh tekanan dari luar.
Penggertak NATO
Angkatan Laut Rusia menembakkan rudal jelajah anti-kapal supersonik, yang dijuluki sebagai rudal pembunuh kapal induk, di Laut Hitam pada hari Jumat. Pakar militer mengatakan tembakan misil dalam sebuah uji coba itu sebagai isyarat untuk NATO yang akan menggelar latihan militer di wilayah yang sama.
Dengan ketegangan yang masih membara menyusul penumpukan pasukan Rusia di perbatasannya dengan Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia men-tweet-kan cuplikan video yang menggambarkan kapal penjelajah Moskva dari Armada Laut Hitam meluncurkan rudal anti-kapal supersonik Vulkan.
Kementerian itu mengatakan rudal P-1000 Vulkan, versi perbaikan dari rudal P-500 Bazalt era Soviet dengan jangkauan yang lebih jauh, ditembakkan melalui sistem rudal utama Bazalt kapal perang Moskva.
Misil anti-kapal itu mendarat sekitar 19 mil jauhnya.
Rekaman video yang di-tweet-kanKementerian Pertahanan juga menunjukkan tembakan rudal berbahaya tersebut dari sejumlah sudut.
Media militer Rusia, Zvezda, memperlihatkan reruntuhan “kapal musuh” yang jadi target simulasi serangan. “Rudal ini adalah alasan mengapa [rudal] kapal penjelajah kami disebut ‘pembunuh kapal induk’,” bunyi laporan media tersebut yang dilansir The Moscow Times, Sabtu (1/5/2021).
Minggu ini, Moskva, kapal perang lain, dan helikopter militer terlibat dalam latihan pertempuran laut. Itu terjadi ketika kapal Coast Guard AS; Hamilton, sebuah cutter, bergerak ke Laut Hitam untuk bekerja dengan sekutu NATO di wilayah tersebut. Kapal itu dilacak oleh armada Rusia.
Mathieu Boulegue, pakar militer di lembaga think tank Chatham House London, mengatakan peluncuran rudal dari Moskva adalah niat Rusia untuk menunjukkan peningkatan kehadiran Angkatan Laut-nya di wilayah tersebut, yang mengikuti unjuk kekuatan baru-baru ini di Crimea.
“Di luar kemampuan pensinyalan, Rusia menunjukkan niat untuk mempertahankan dan melindungi asetnya di Laut Hitam,” katanya kepada Newsweek.
“Ini tidak hanya mencakup Crimea tetapi juga Laut Azov, di mana Selat Kerch telah ditutup untuk kapal non-Rusia hingga akhir Oktober.”
“Alasan yang lebih taktis adalah untuk memberi isyarat kepada NATO bahwa Rusia mengawasi dengan cermat latihan DEFENDER Eropa 2021 yang akan berlangsung di kawasan itu segera,” paparnya, merujuk pada latihan militer NATO pimpinan Angkatan Darat AS yang melibatkan pasukan 27 negara dan puluhan ribu tentara.
Rusia mengumumkan penutupan Selat Kerch untuk kapal non-Rusia hingga 31 Oktober. Moskow mengatakan langkah itu untuk menghindari bentrokan dari latihan Angkatan Laut yang akan datang, tetapi banyak yang melihatnya sebagai langkah untuk menegaskan kehadirannya di Laut Azov.
Pekan lalu, Rusia mengumumkan penarikan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina menyusul penempatan yang dikatakannya sebagai tanggapan atas manuver NATO di dekat perbatasan Rusia.
“Seluruh wilayah menjadi sarang ketegangan yang meningkat, dan kesalahan perhitungan, yang akan membutuhkan beberapa manajemen yang cermat,” imbuh Boulegue. (HMP)
Discussion about this post