Daily News|Jakarta – Dewan Keamanan (DK) PBB akan menggelar pertemuan virtual mengenai peningkatan konflik Israel dan Palestina pada Minggu (16/5). Pertemuan tersebut dijadwalkan ulang usai Amerika Serikat (AS) sempat memblokir rapat darurat DK PBB, yang seharusnya digelar pada hari ini, Jumat (14/5).
AS menyatakan ingin memberikan waktu untuk diplomasi terlebih dahulu. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekankan bahwa ia tidak memblokir pertemuan, namun hanya ingin mengadakannya di lain hari.
“Kami terbuka dan mendukung diskusi terbuka di PBB. Saya pikir kita akan melihat awal minggu depan. Ini, saya harap akan memberikan waktu bagi diplomasi,” tutur Blinken di AS sebelum jadwal baru pertemuan ditetapkan.
Seperti dilansir AFP, AS kemudian setuju untuk memindahkan jadwal rapat darurat ke Minggu (16/5), seperti yang diajukan Tunisia, Norwegia, dan China.
Untuk mengadakan rapat, kelima belas anggota DK PBB memang harus sepakat terlebih dahulu. Jika ada satu anggota tak setuju, maka DK PBB tidak dapat menggelar rapat.
Sebelumnya, AS yang selama ini menjadi sekutu utama Israel membela serangan yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Menurut mereka, serangan Israel merupakan tanggapan atas tembakan roket militan Palestina, Hamas.
Namun, Pemerintahan Presiden Joe Biden juga menyampaikan kekhawatiran mereka atas korban sipil yang terus berjatuhan. Sehingga, mereka mengimbau Israel untuk menunda penggusuran warga Palestina di Yerusalem yang menjadi pemicu langsung gejolak tersebut.
DK PBB sendiri sudah menggelar dua pertemuan tertutup untuk membahas peningkatan ketegangan antara Israel dan Palestina dalam sepekan belakangan.
Dalam pertemuan itu, AS sebagai sekutu kuat Israel mencegah upaya DK PBB untuk mengeluarkan pernyataan berisi desakan mengakhiri kekerasan.
Perwakilan AS menyatakan bahwa tim negaranya sedang melakukan diplomasi di balik layar. Menurut AS, pernyataan DK PBB akan kontraproduktif dengan upaya negaranya.
Blinken mengakui memang AS mengirimkan utusannya ke Timur Tengah, salah satu agendanya untuk mendesak Israel untuk menghindari korban warga sipil.
Di Gaza, sedikitnya 103 orang termasuk 27 anak-anak telah meninggal dunia sejak serangan memanas pada Senin (10/5). Khusus pada Kamis (13/5), 49 warga Palestina tewas di sana dan angka tersebut menjadi kematian tertinggi sejak awal pekan ini.
Tak hanya korban jiwa, konflik juga menimbulkan kerusakan pemukiman juga fasilitas umum. UNRWA, organisasi PBB untuk pengungsi Palestina menyebut dua dari sekolah-sekolah yang mereka miliki rusak dalam serangan udara Israel. Setidaknya ada 29 kelas hancur.
Sejak situasi memanas, sekitar 1.750 roket sudah ditembakkan ke Israel. Militer Israel mengatakan sebanyak 300 roket jatuh dekat Jalur Gaza. (HMP)
Discussion about this post