Daily News|Jakarta – Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan, salah satu kapal induknya, yakni USS Ronald Reagan, sempat memasuki Laut China Selatan untuk melakukan misi rutin, Selasa (15/6).
Dilansir Reuters, Operasi ini meliputi operasi penerbangan dengan pesawat, latihan serangan maritim, dan pelatihan taktis terkoordinasi antara unit darat dan udara.
“Operasi kapal induk di Laut China Selatan adalah bagian dari kehadiran rutin Angkatan Laut AS di Indo-Pasifik,” kata Angkatan Laut AS.
USS Ronald Reagan tak sendirian bergerak di laut yang disengketakan ini, tapi didampingi kapal penjelajah rudal USS Shiloh dan kapal perusak rudal USS Halsey.
Pengerahan tim tempur ini dilakukan AS saat ketegangan antara Washington dan Beijing terus meningkat, terutama pasca-pertemuan negara kelompok G7 di Cornwall, Inggris, 11 sampai 13 Juni lalu.
Dalam pertemuan itu, sikap China jadi salah satu topik utama yang dibahas tujuh negara maju yang tergabung dalam kelompok G7.
Dalam dokumen hasil pertemuan atau communique yang dirilis usai pertemuan, negara G7 menyebut China punya banyak masalah. Mulai dari masalah HAM etnis Uighur di Xinjiang, otonomi Hong Kong, pandemi virus corona, sampai Laut China Selatan.
Karena itu, terkait masalah Xinjiang, negara G7 menyerukan China agar menghormati hak HAM dan kebebasan fundamental rakyat Xinjiang.
Tujuh negara dengan perekonomian tertinggi di dunia itu juga meminta China memberi kebebasan dan otonomi lebih besar lagi bagi Hong Kong, berdasarkan perjanjian pengalihan status wilayah itu antara Inggris-China pada 1984.
“Kami akan mempromosikan nilai-nilai prinsip kita, termasuk menyerukan China untuk menghormati HAM dan kebebasan, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan di Xinjiang dan Hongkong,” berikut kutipan communique.
Laut China Selatan memang masih jadi salah satu pemicu ketegangan AS-China, di mana Beijing mengeklaim berhak atas hampir 90 persen wilayah Laut China Selatan.
Meski AS tak memiliki klaim wilayah di sana, mereka terus berupaya menjaga salah satu jalur perdagangan utama dunia itu sebagai perairan internasional yang bebas. Karena itu, China kerap marah dengan pengerahan kapal dan jet tempur AS di Laut China Selatan.
Meski klaim historisnya terhadap Laut China Selatan sudah ditolak pengadilan arbitrase internasional pada 2016 lalu, China tetap menegaskan kepemilikannya dengan meningkatkan kehadiran militer di sana. Dan, demi melawan sikap China, kapal perang AS terus memantau dan mengoperasikan Angkatan Laut-nya di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir. (HMP)
Discussion about this post