DNI – Isu rasisme belakangan menguat lagi di liga-liga top Eropa. Vincent Kompany menyebut perlu ada pembenahan di UEFA dan federasi sepakbola nasional.
Pemain Inter Milan, Romelu Lukaku, menjadi korban rasisme saat menjalani laga tandang ke Cagliari di Serie A, Senin (2/9/2018) lalu. Ia dicemooh dengan suara-suara monyet saat hendak mengeksekusi penalti.
Pelecehan rasial bukan kali ini saja terjadi di tahun 2019. Dalam kurun sebulan, sudah ada Tammy Abraham, Paul Pogba, Marcus Rashford, dan Kurt Zouma yang juga jadi korban rasisme.
Mantan pemain Manchester City Vincent Kompany menilai seharusnya posisi-posisi penting di UEFA dan federasi bisa diisi orang-orang dari latar belakang beragam. Dengan begitu, mereka akan paham dengan situasi yang dihadapi para pemain.
“Rasisme sesungguhnya terletak pada fakta bahwa tak satupun dari institusi ini punya perwakilan yang benar-benar memahami apa yang dilalui Romelu. Itu masalah sebenarnya,” ungkap Kompany dikutip The Sun.
“Di UEFA, Inggris, dan Italia, kebanyakan tempat, ada masalah dengan keberagaman di posisi-posisi berkuasa dan di ruang dewan. Kalau Anda punya keberagaman, Anda tak bisa punya keputusan yang tepat dalam hal sanksi, sesimpel itu,” tambahnya.
Source: https://bit.ly/2ly0baq