Daily News|Jakarta – Para pejabat AS dan Rusia telah memulai pembicaraan keamanan ruang angkasa di Wina, setelah Amerika Serikat dan Inggris menuduh Rusia telah meluncurkan senjata anti-satelit minggu lalu. Dialog satu hari akan diikuti oleh tiga hari perundingan pengendalian senjata nuklir antara kedua negara.
Dialog satu hari Senin, yang telah direncanakan selama berbulan-bulan, akan diikuti oleh tiga hari perundingan pengendalian senjata nuklir antara kedua negara di ibukota Austria.
Christopher Ford, asisten sekretaris AS untuk keamanan internasional, mengatakan pada konferensi pers pada hari Jumat bahwa “Moskow dan Beijing telah mengubah ruang menjadi domain perang”.
AS mengusulkan aturan untuk perilaku bertanggung jawab di luar angkasa, yang akan dimodelkan pada aturan perang yang ada yang didasarkan pada prinsip-prinsip proporsionalitas dan kemanusiaan, katanya.
Rusia dan Cina telah mendukung upaya saingan untuk melarang senjata di luar angkasa dalam perjanjian internasional.
Ford mengatakan Washington menentang proposal semacam itu karena akan melarang sistem senjata spesifik yang sulit untuk didefinisikan, daripada mendefinisikan jenis tindakan apa di ruang angkasa yang dapat diterima.
Senjata anti-satelit
Menurut Komando Antariksa AS, Rusia menguji senjata anti-satelit pada pertengahan Juli, mirip dengan tes yang dilakukan negara pada tahun 2017.
Moskow telah menolak tuduhan itu.
Uji coba itu hanya melibatkan “satelit inspektur” kecil yang menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa kendaraan ruang angkasa Rusia dari jarak dekat, kata Kementerian Luar Negeri, Jumat.
“Rusia selalu dan tetap menjadi negara yang berkomitmen untuk tujuan demiliterisasi luar angkasa dan non-penyebaran segala jenis senjata di luar angkasa,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam komentar yang dilakukan oleh kantor berita negara TASS. (HMP).
Discussion about this post