Daily News|Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu pemimpin Armenia dan Azerbaijan untuk menengahi konflik berkepanjangan antara dua bekas tetangga Soviet itu.
Dalam pertemuan awal dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di kota resor Laut Hitam Sochi, Senin (31/10/2022), Putin mengatakan tujuannya adalah untuk memastikan perdamaian dan transportasi, serta membuka blokir infrastruktur untuk membantu pembangunan ekonomi dan sosial Armenia.
Putin juga mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menjelang KTT tiga pihak dengan Rusia sebagai fasilitator.
Armenia dan Azerbaijan terkunci dalam konflik puluhan tahun atas Nagorno-Karabakh, yang merupakan bagian dari Azerbaijan tetapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang separatis di sana berakhir pada tahun 1994.
“Kami melihat pendekatan rekan-rekan kami terhadap apa yang terjadi di perbatasan Armenia-Azerbaijan dan di sekitar Karabakh. Konflik ini sudah satu dekade, jadi kita harus mengakhirinya,” kata Putin seperti dilansir Associated Press, Senin (31/10/ 2022).
Pembicaraan Putin dengan Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyangkut implementasi kesepakatan damai 2020 yang difasilitasi Rusia.
Selama perang enam minggu tahun 2020, Azerbaijan merebut kembali petak luas Nagorno-Karabakh dan wilayah-wilayah sekitarnya yang dikuasai pasukan Armenia selama beberapa dekade. Lebih dari 6.700 orang tewas dalam pertempuran itu.
Moskow mengerahkan sekitar 2.000 tentara ke wilayah itu sebagai penjaga perdamaian.
PM Armenia Nikol Pashinyan mengatakan dia akan mendesak Azerbaijan untuk menarik pasukannya dari zona penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh, dan meminta pembebasan tawanan perang Armenia.
Perpanjangan mandat penjaga perdamaian Rusia juga sedang dibahas, seperti laporan kantor berita RIA Novosti.
Putaran baru permusuhan meletus bulan September, ketika lebih dari 200 tentara tewas di kedua belah pihak. Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan dan menuding lawan memicu pertempuran.
Rusia adalah sekutu dan sponsor utama Armenia. Dalam tindakan penyeimbangan yang halus, ia mempertahankan pangkalan militer di Armenia tetapi juga mengembangkan hubungan yang hangat dengan Azerbaijan.
Dalam refleksi nyata ketegangan dengan kepemimpinan Armenia, Putin mencatat bahwa Kremlin menyarankan pemerintah Pashinyan sebelum permusuhan 2020 untuk menyetujui kompromi di mana pasukan Armenia akan menyerahkan tanah Azerbaijan di luar Nagorno-Karabakh yang mereka rebut pada awal 1990-an.
Putin menyesalkan bahwa “kepemimpinan Armenia telah mengambil jalan yang berbeda.” Selama pertempuran tahun 2020, Azerbaijan tidak hanya merebut kembali wilayah itu tetapi juga sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh. (HMP)
Discussion about this post