Daily News|Jakarta – Penembakan massal yang terjadi di salah satu pasar swalayan New York, Amerika Serikat diduga dilatarbelakangi oleh isu rasialisme.
Melansir CNN, kepada pihak berwenang, terduga pelaku penembakan mengaku bahwa dirinya menargetkan komunitas kulit hitam.
Menurut keterangan seorang petugas, terduga pelaku juga disebut mengeluarkan pernyataan kebencian yang jelas terhadap komunitas kulit hitam saat ditangkap.
“Bukti yang kami temukan saat ini menyatakan bahwa ini merupakan tindakan kejahatan kebencian dan rasialisme. Ini bakal diproses sebagai kejahatan kebencian,” ujar Komisioner Kepolisian Buffalo, Joseph Gramaglia, Minggu (16/5).
“Ini [terduga pelaku] adalah seseorang yang menyimpan kebencian di hati, jiwa, dan pikiran mereka,” lanjutnya.
Tak hanya itu, penyelidik juga menemukan bahwa terduga pelaku sempat ‘mempelajari’ serangan kebencian dan penembakan.
Terduga pelaku sendiri diidentifikasi sebagai Payton S. Gendron. Remaja berusia 18 tahun ini berasal dari Conklin, New York.
Kini, Gendron didakwa tuduhan pembunuhan level pertama dan berada dalam pengawasan.
Temuan ini muncul setelah 10 orang tewas dan tiga warga terluka imbas penembakan di supermarket Tops Friendly, Buffalo. Penembakan ini terjadi di salah satu lingkungan kulit hitam di Amerika Serikat.
Beberapa pejabat mengatakan, 10 orang kulit hitam tertembak dalam insiden ini. Usia korban bervariasi, antara 20-86 tahun.
Hingga Minggu (15/5) waktu setempat, sebanyak 13 korban teridentifikasi. Salah satu korban merupakan mantan polisi.
Discussion about this post