Lokasi timbunan lumpur berada di utara pesisir Ancol dan proyek JEDI baru dikerjakan sejak 2014. Citra satelit juga confirmed fakta itu.
JAKARTA | Daily News Indonesia – Pada Rabu 23 Februari 2022 sore ini, para jurnalis diajak untuk menyaksikan secara langsung kemajuan pembangunan Sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
“Kami ajak para wartawan ke lokasi. Ada press visit, kan?” kata Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (JakPro) Widi Amanasto kepada Daily News Indonesia News.
Widi enggan menjelaskan detail perkembangan terakhir pembangunan sirkuit tersebut. Yang pasti, sejumlah tamu undangan turut serta. Termasuk Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia (IMI) Ahmad Sahroni. “Sore jam tiga (press visit-nya). Ahmad Sahroni yang sudah confirm,” ujar Corsec JakPro Nadia Diposanjoyo.
Mencermati content Youtube rajadrone.id tentang kemajuan pembangunan Sirkuit Formula E pada Selasa 21 Februari 2022, sudah mulai diaspal. Namun, suara sumbang masih saja dilontarkan. Salah satunya, isu bahwa sirkuit tersebut dibangun di atas bekas rawa-rawa yang tak layak digunakan sebagai area balap mobil listrik tersebut.
Pendapat negatif yang sama pernah dilontarkan Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga pada akhir tahun lalu.
Menanggapi pendapat tersebut Burhan pemilik akun Twitter @tero2_boshu tidak begitu saja percaya. Dia pun menelusuri kebenaran informasi tersebut dengan melihat citra satelit lewat Google Earth.
“Seorang anggota DPRD DKI Jakarta ngomong lokasi sirkuit formula E bekas rawa dan tempat timbunan lumpur proyek JEDI, langsung diaminin, diulang-ulang untuk bikin olok2. Ya Ancol memang direklamasi, tapi gak benar lokasi skrg rawa & bekas timbunan lumpur. Fakta spasialnya g’ begitu!” cuit Burhan.
JEDI adalah Jakarta Emergency Dredging Initiative atau Prakarsa Pengerukan Kedaruratan Jakarta atau dikenal sebagai Proyek Darurat Penanggulangan Banjir Jakarta. Proyek ini adalah proyek bersama yang dikerjakan empat lembaga berbeda untuk mengeruk sedimentasi dan akumulasi limbah padat di 10 sungai serta empat waduk di Jakarta.
Proyek ini dipercayai dalam jangka pendek akan mampu merehabilitasi bagian-bagian dari kanal banjir, kali, sungai, dan waduk retensi di Jakarta sehingga mampu menanggulangi risiko banjir.
Pada mulanya, proyek ini diestimasi dan rencananya dibiayai melalui pinjaman lunak Bank Dunia senilai US$ 135,5 juta yang ditawarkan Bank Dunia kepada Pemerintah Indonesia pada akhir 2009. Kala itu Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Negara Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto mengonfirmasi, jika memenuhi syarat akan diambil pemerintah dan dimasukkan ke APBN perubahan 2010.
Dari total US$ 135,5 juta itu, sebanyak US$ 56 juta akan dipinjam teruskan kepada Pemprov DKI Jakarta, untuk penanggulangan banjir di Ibu kota. Ada pun sisanya akan digunakan pemerintah untuk menyelesaikan proyek pembangunan Kanal Banjir Timur.
Menurut Burhan, Ancol memang hasil reklamasi tetapi sejak 1985 lokasi tersebut sudah berupa daratan. Pada 2004, tepat di lokasi yang disebut rawa tersebut sudah ada infrastruktur bangunan dan jalan. Baru sejak 2015, sisi timur mal ABC kosong tidak digunakan lagi.
“Lokasi timbunan lumpur itu gak di timur mall ABC (lokasi sirkuit Formula E). Posisi tepatnya itu ada di utara pesisir Ancol. Lagian proyek keruk lumpur (JEDI) itu sejak inisiasi zaman Gub Foke baru dikerjakan sejak 2014. Citra satelit juga confirmed fakta itu,” lanjut cuit dia.
Berdasarkan citra satelit, pada 2014 penahan abrasi melingkupi area sekitar 150 hektare yang direncanakan jadi pengembangan Ancol. Pada 2015, lokasi timbunan lumpur proyek JEDI dan galian proyek MRT semakin bertambah luas. Pada 2020, luas area timbunan lumpur proyek JEDI dan proyek MRT telah mencapai luas 20 hektare.
“Pada 2020 di lokasi penimbunan lumpur proyek keruk kali atau sungai atau waduk dan galian proyek MRT pernah ada kegiatan off-road dirt track race. Pembina IMI Jakarta yang kebetulan Ketua DPRD DKI aktif support event tersebut,” ujar Burhan. (kba)
Discussion about this post