Sejak siang hari, para mahasiswa yang berbaur dan para pelajar menyatroni gedung DPR di kawasan Senayan. Mereka datang untuk menggelar demonstrasi. Hari itu, Senin (30/9), DPR menggelar sidang paripurna terakhirnya. Sidang paripurna anggota dewan periode 2014-2019.
Dalam sepekan terakhir, gedung DPR di kawasan Senayan jadi sasaran para mahasiswa dan pelajar meluapkan kekecewaan atas kebijakan DPR meloloskan UU KPK dan sejumlah RUU yang dianggap kontroversial. Perang merambat menuju remang malam. Tidak ada tanda, para pendemo segera tarik diri meninggalkan gelanggang demonstrasi.
Dalam remang petang. Menjelang malam. Situasi justru kian tegang. Ribuan aparat rapatkan barisan. Membentuk barikade, bersenjatakan tameng dan tongkat. Lalu, ketegangan pun pecah. Perang batu tak terhindarkan. Batu-batu dan botol minuman berterbangan menyasar barikade polisi.
Aparat kepolisian tak tinggal diam. Dihujani batu dan botol minuman, aparat balas menembakan gas air mata. Bunyi peluru gas air mata yang ditembakkan terdengar beberapa kali. Mendesing, lalu jatuh menjadi asap yang memerihkan mata. Aparat coba memecah massa. Mendorong agar para demonstran membubarkan diri.
Ruas jalan tol dalam kota pun jadi ajang ‘pertempuran’. Lembaran batu dibalas gas air mata. Massa sempat kocar-kacir disasar gas air mata. Tapi kemudian coba merangsek lagi. Gas air mata pun tak henti ditembakkan. Sampai gelap menyelimuti, bentrok tak kunjung reda.
Massa demonstran masih coba melawan. Aparat pun tak mau surut mundur. Tetap coba memukul konsentrasi massa. Di tengah bentrok, beberapa unit mobil ambulan silih berganti masuk membawa korban luka.
Bentrok mulai meletus di belakang gedung DPR, di sekitar Jalan Tentara Pelajar. Di belakang gedung dewan ini, pendemo yang datang berasal dari kalangan pelajar. Mendekati petang, para pelajar meminta gerbang belakang gedung DPR dibuka. Karena tak digubris aparat yang berjaga, para demonstran yang kebanyakan berseragam sekolah menengah itu mulai menimpuki aparat dengan batu, botol kaca dan benda-benda keras.
Awalnya, aparat tak membalas. Mereka coba berlindung dalam barikade tameng. Tapi karena para pelajar makin beringas, aparat pun mulai menembakkan gas air mata. Massa sempat kocar-kacir. Sebagian lari ke kawasan Palmerah. Sebagian lainnya tetap bertahan di kawasan Jalan Tentara Pelajar.
Sementara bentrok di ruas jalan tol dalam kota terjadi, ketika sekelompok demonstrasi berseragam pelajar masuk ke jalan tol di seberang gerbang utama gedung DPR. Padahal, awalnya, aksi di depan gerbang DPR berlangsung aman-aman saja. Sekelompok pelajar yang masuk jalan tol ini langsung buat ulah. Mereka mengganggu kendaraan yang lewat.
Aparat yang berjaga, sempat meminta para mahasiswa untuk menghalau aksi anarkis para pelajar. Bentrok pun pecah, ketika dari arah jalan tol dalam kota, lemparan batu mulai menghujani para aparat. Diserang batu, aparat kepolisian coba memecah konsentrasi massa. Water canon dikerahkan. Gas air mata ditembakkan. Dibalas dengan lemparan batu dan benda keras.
Mengantisipasi situasi yang kian panas, aparat kepolisian lantas menutup jalan di depan Gedung BPK. Massa yang berkumpul di depan gedung BPK pun sempat dipukul mundur aparat. Aparat kemudian membentuk barikade menghadap ke arah Semanggi. Tak lagi terlihat konsentrasi massa. Situasi perlahan mereda. Yang tersisa hanya batu-batu yang berserakan. Serta asap tipis sisa gas air mata. (Supriyatna/Daily News Indonesia)