Daily News|Jakarta – Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, memperingatkan invasi Rusia di Ukraina bakal membuat ratusan ribu pengungsi negara itu kabur ke negaranya, Sabtu (12/2).
“Jika terjadi perang, ratusan ribu, atau jutaan pengungsi akan datang dari Ukraina, dan bakal benar-benar mengubah lanskap politik dan ekonomi Hungaria,” tutur Orban dalam pidato kenegaraan tahunannya, Sabtu (12/2), dikutip dari Reuters.
Orban juga mengungkapkan harapannya terkait perang di Ukraina. Ia berharap perang di wilayah itu masih bisa dihindari.
“Kepentingan Hungaria jelas, pertama-tama, perang harus dihindari,” kata Orban lagi.
Orban juga menunjukkan penolakan atas rencana Uni Eropa yang ingin menerapkan sanksi pada Rusia, mengingat Moskow telah menempatkan lebih dari 100 ribu pasukan di perbatasan Ukraina.
“Sanksi, kebijakan hukuman, ceramah, atau jenis arogansi lain dari negara-negara besar tidak dapat menjadi opsi (penyelesaian),” ucap Orban, dikutip dari Associated Press.
Sementara itu, Orban telah menjadi pemimpin Hungaria sejak 2010. Ia merupakan salah satu pemimpin yang ingin dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam pertemuannya dengan Putin pekan lalu, Orban menginginkan peningkatan pengiriman gas dari Rusia ke negaranya. Ia juga memuji peningkatan kerja sama yang terjalin antara Budapest dan Moskow di bidang energi, perdagangan dan keamanan.
Sejak Rusia mencaplok Semenanjung Crimea di 2014, Hungaria di bawah kepemimpinan Orban terus konsisten menolak penyetaraan sanksi atas Rusia.
Hungaria juga pernah melarang pertemuan tingkat menteri antara Ukraina dan NATO terkait masalah hukum berbahasa Ukraina. Budapest menilai hukum ini melanggar hak etnis minoritas Hungaria yang ada di Ukraina.
Selain itu, Hungaria menolak menerima bantuan militer dari NATO dan Amerika Serikat, mengingat keduanya menempatkan pasukan mereka di beberapa negara Eropa Timur sebagai respons atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Orban menilai kekuatan militer domestik Hungaria cukup untuk mempertahankan negara itu. (HMP)