Daily News|Jakarta – Front Pembela Islam (FPI) menanggapi pemberitaan Wall Street Journal (WSJ) bahwa China menyuap sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Media Indonesia, hingga akademisi agar tak lagi mengkritik dugaan persekusi yang diterima etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Juru Bicara FPI Munarman mengkritik ormas Islam yang diisukan berhenti mengkritik penindasan Uighur di Xinjiang karena disuap oleh pemerintah China. Dia mengatakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) China terhadap muslim Uighur tidak boleh dibiarkan. Dia berpendapat seharusnya ormas Islam di Indonesia menunjukkan solidaritas terhadap Uighur.
“Ethnic cleansing terhadap muslim Uighur adalah bentuk musuh peradaban. Harusnya justru ormas-ormas Islam paling depan menyuarakan kekejaman komunis China terhadap saudara muslim Uighur. Bukan malah menyerukan agar umat Islam tidak mengganggu politik China,” kata Munarman.
Dia juga bilang seharusnya Pemerintah Indonesia juga melancarkan tekanan terkait penindasan muslim Uighur di China dan muslim Rohingya di Myanmar. Munarman menyarankan pemerintah memanfaatkan forum-forum internasional seperti yang dilakukan Gambia.
Munarman menuding beberapa ormas Islam di Indonesia berhenti mengkritik pemerintahan China karena mendapat suap dari Beijing. Ia menyebut suap-menyuap adalah tradisi komunis.
Menurutnya ormas Islam harus waspada terhadap godaan tersebut. Namun nyatanya, kata dia, beberapa ormas Islam besar di Indonesia malah menuruti kemauan dari pemerintah China.
“Dalam kaidah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, maka sudah pasti si penerima suap akan jadi kacung dan menyelipkan ekornya di antara kaki serta membungkuk takzim pada pemberi suap,” ujar dia.
“Semoga segera bertobat,” tutup Munarman.
WSJ memaparkan China mulai menggelontorkan sejumlah bantuan dan donasi terhadap ormas-ormas Islam tersebut setelah isu Uighur kembali mencuat ke publik pada 2018 lalu.
Setelah tur ke Xinjiang pandangan para pemuka agama Islam Indonesia disebut berubah. (DJP)
Discussion about this post