Daily News | Indonesia – Penyanyi hitam manis Rihanna geram pada Donald Trump, Presiden AS perihal kepemilikan senjata, imigrasi, dan rasisme.
“Manusia paling sakit jiwa di Amerika saat ini tampaknya adalah presiden,” kata Rihanna saat sesi wawancara bersama Vogue
Rihanna menyebut kekerasan dengan senjata tersebut menghancurkan masyarakat Amerika Serikat.
Trump memperolok orang-orang Meksiko dan Amerika Tengah dengan sebutan sebagai penjahat, anggota geng, dan pemerkosa.
Ketidaksukaan Rihanna terhadap Donald Trump bukan kali ini saja diumbar ke publik, sebelumnya pelantun Russian Roulette itu mencabut semua katalog karyanya dari “lisensi identitas politik” sehingga Trump tidak dapat digunakan sebagai alat kampanye.
Rihanna berbincang dengan Vogue terkait sejumlah penembakan yang terjadi di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, terutama insiden di El Paso dan Dayton.
Dalam insiden penembakan massal di Walmart di El Paso, Texas terjadi pada Agustus lalu dan menewaskan 20 orang dan terjadi setelah sejumlah insiden serupa di berbagai lokasi di Amerika Serikat. (Smh)
Discussion about this post