Daily News – Dulu Matori dibacok, kini Wiranto ditusuk. Begitulah jejak penyerangan terhadap pejabat negara yang pernah terjadi di Indonesia.
Matori, tidak lain adalah Matori Abdul Djalil. Ketika ia dibacok seseorang, Matori sedang menjabat Wakil Ketua MPR. Matori juga pernah jadi Menteri Pertahanan di kabinet Gotong Royong era Megawati Soekarnoputri jadi Presiden. Matori adalah politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di awal partai itu berdiri, Matori sempat jadi ketua umumnya.
Sementara Wiranto, adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) di kabinet kerja Jokowi-Jusuf Kalla. Wiranto pernah jadi Panglima ABRI (TNI-red) di era terakhir Soeharto. Lalu jadi Menhankam/Pangab di era Habibie menjadi Presiden. Di masa Gus Dur jadi Presiden, Wiranto sempat menjadi Menko Polhukam, tapi kemudian dicopot di tengah jalan.
Peristiwa pembacokan Matori sendiri terjadi sekitar tahun 2000. Ketika itu, saat hari masih pagi, Matori sedang mengawasi para pekerja yang sedang merenovasi rumahnya di Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Ketika sedang berdiri di pekarangan rumah, tiba-tiba datang seorang pria bertubuh pendek dan kecil masuk ke pekarangan rumah. Pria tersebut lantas mendekati Matori. Dia menawarkan brosur desain interior dan jenis-jenis gorden. Matori yang hanya mengenakan kaos oblong dan sarung, melayani pria tersebut.
Tapi kemudian, pria bertubuh kecil itu tiba-tiba menyerang Matori dengan golok. Ia membacok belakang kepala Wakil Ketua MPR tersebut. Diserang mendadak, Matori sempat menangkis golok dengan tangan kanannya.
Matori lalu berteriak. Si pelaku penyerangan pun lalu kabur. Rupanya di luar pekarangan, di samping rumah, sudah menunggu temannya yang duduk menunggu di jok motor RX King. Lalu keduanya kabur.
Pada hari Kamis 9 April 2000, beberapa aparat kepolisian menyatroni rumah BTN di Total Persada Raya, di Blok I.2 nomor 12, Keluruhan Doyong, Jatiuwung, Tangerang. Lalu melakukan penggeledahan. Tapi orang yang dicari tak ditemukan. Baru pada malam harinya, sekitar pukul 23.00, orang yang dicari datang. Polisi langsung menyergapnya.
Orang itu adalah Tanzul Arifin alias Sabar, pria yang dicari polisi karena diduga sebagai pelaku pembacokan Matori. Belakangan terungkap, jika Tanzul si pelaku pembacokan merupakan anggota Kelompok Angkatan Mujahidin Islam Nusantara (AMIN) pimpinan Abu Omar. Menurut polisi, kelompok ini ada dibalik peristiwa teror peledakan BCA Hayam Wuruk, Jakarta pada 15 April 1999.
Belasan tahun kemudian, tepatnya pada hari Kamis, 10 Oktober 2019, seorang pejabat negara kembali diserang orang. Kali ini yang mengalami nasib naas diserang orang adalah Wiranto, seorang menteri senior.
Hari itu, Wiranto punya agenda kerja memberi kuliah umum dan meresmikan gedung perkuliahan di Universitas Mathlaul Anwar yang ada di Kecamatan Menes, Pandeglang, Provinsi Banten. Ketika peristiwa penusukan terjadi, Wiranto sebenarnya sudah mau pulang kembali ke Jakarta menggunakan helikopter.
Helikopter yang akan mengantar Wiranto pulang ke Jakarta, sudah terparkir di alun-alun. Dari Universitas Mathlaul Anwar, Wiranto naik mobil menuju alun-alun. Mobil yang mengantar Wiranto berhenti tepat di depan gerbang alun-alun. Di sekitar alun-alun banyak warga ingin melihat sang menteri pulang.
Di depan gerbang, sudah menunggu Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto. Wiranto pun turun dari mobil. Kapolsek Menes pun langsung mengulurkan tangan hendak bersalaman. Dalam waktu bersamaan, dari sebelah samping kiri mendekat seorang pria. Karena dikira warga yang juga hendak bersalaman, tak ada yang curiga. Tepat, saat Wiranto sedang bersalaman dengan Kapolsek Menes, pria tersebut mendadak menyerang Wiranto dengan sebuah pisau kecil.
Suasana pun jadi kacau. Wiranto lalu tersungkur jatuh. Beberapa orang langsung bergerak untuk meringkus pria yang menyerang Wiranto. Bersamaan dengan itu, seorang wanita juga melakukan penyerangan. Kali ini Kapolsek Menes yang kena tusuk. Dua pelaku penyerangan pun, berhasil diringkus. Sementara Wiranto langsung di bawa ke sebuah klinik untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Dari klinik, kemudian Wiranto di bawa ke RSUD Pandeglang untuk dapat perawatan lebih lanjut. Baru setelah itu diterbangkan pakai helikopter ke Jakarta. Kini Wiranto dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa kolega Wiranto di kabinet sudah pula menjenguknya.
Belakangan diketahui, pelaku penusukan bernama Syahrial Alamsyah alias Abu Rara. Ia beraksi bersama istrinya, Fitri Adriana. Keduanya kini diamankan polisi. Dan sudah dibawa ke Mabes Polri dengan pengawalan ketat.
Usai menengok Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Pol Budi Gunawan, mengungkap siapa Abu Rara. Katanya, si pelaku penusukan adalah anggota atau bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok radikal yang terafiliasi dengan ISIS pimpinan Abu Bakr Al Baghdadi. Menurut BG-demikian panggilan akrab Budi Gunawan-, Abu Rara alias Syahrial Alamsyah adalah anggota JAD Bekasi. Kelompok JAD Bekasi ini, masih menurut BG, sejumlah anggotanya sudah ditangkap Densus 88 beberapa waktu yang lalu.
Kelompok JAD sendiri yang disebut BG, tak lain adalah kelompok radikal yang dibentuk oleh Aman Abdurrahman dan Bahrun Naim. Aman Abdurrahman kini telah ditahan di LP Nusakambangan Cilacap. Sementara Bahrun Naim, dikabarkan telah tewas di Suriah. Aman dan Bahrun, disebut sebagai tokoh penting kelompok radikal yang berbaiat pada ISIS. Bom bunuh diri di kawasan MH Thamrin dan kerusuhan di rumah Mako Brimob, merupakan jejak teror yang pernah dilakukan kelompok ini.
(Supriyatna/Daily News Indonesia)
Discussion about this post