Daily News Indonesia | Jakarta – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab mengapresiasi kerja keras panitia dalam penyelenggaraan acara tahunan yang disebut “Reuni Akbar Mujahid 212”, mulai Minggu malam sampai Senin pagi, di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Meski tak bisa menghadiri Reuni Akbar Mujahid 212, Habib Rizieq tetap optimistis dengan perjuangan para mujahid 212.
“Saya berikan apresiasi bagi semua pihak yang selama ini berjuang bersama kami,” kata Habib Rizieq dalam rekaman suara yang diputar dalam Reuni Akbar Mujahid 212, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2019).
Habib Rizieq juga menyinggung dirinya yang masih diasingkan oleh pemerintah Indonesia dengan alasan keamanan.
“Pemerintah Arab Saudi sebenarnya sudah siap untuk mengembalikan saya kapanpun. Tetapi ada permintaan dari Pemerintah Indonesia agar saya tidak diizinkan berangkat menuju tanah air. Saya berada di pengasingan,” tuturnya.
Menurut Habib Rizieq pihak yang harus bertanggung jawab atas pencekalan kepada dirinya adalah pihak pemerintah Indonesia. Sebab, kata dia, pemerintah Arab Saudi telah mengizinkannya untuk dapat meninggalkan kota Mekkah.
“Saya minta pemerintah untuk akhiri kebohongan kepada rakyat dengan itu kita bisa melihat bahwa itulah jawaban yang tidak perlu dijelaskan,” katanya.
Seorang pengamat politik yang tidak menyebutkan namanya mengatakan, ini adalah soal jaminan keamanan bagi Imam Besar. Begitu Pemerintah RI bisa memberikan jaminan –meskipun jaminan verbal bahwa HRS akan aman selama berada di Indonesia, maka HRS akan diizinkan meninggalkan Saudi Arabia.
“Sampai saat ini saya belum mendengar adanya jaminan itu. Yang ada hanyalah kesimpangsiuran mengenai status keimigrasian yang mengklaim HRS mengalami masalah di Saudi. Yang jelas, Dubes Saudi mengatakan masalah itu ada di Indonesia,” katanya. (HMP)
Discussion about this post