Daily News – Apakah yang membuat pusing sebuah pemerintahan? Pasti yang pertama soal ekonomi. Ya, ini bisa menyangkut soal pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran serta kemiskinan.
Bagaimana kalau soal urusan durasi berhubungan intim warganya? Wah, sepertinya banyak pemerintahan tak banyak menaruh perhatian terhadap itu. Karena itu adalah urusan pribadi warganya.
Tapi, ternyata ada negara yang pemerintahnya dibuat pusing oleh fakta hubungan intim para warganya. Cerita agak unik memang. Seperti dilansir inikata.com, Jepang adalah salah satu negara yang sekarang sedang dilanda masalah yang dipicu oleh rendahnya minat warganya dalam berhubungan intim.
Ya, negara dengan jumlah penduduk sekitar 127 juta orang ini, tengah dihadapkan pada fakta yang membuat pemerintah negara tersebut pusing. Rakyat Jepang, kian kehilangan minat untuk berkencan bahkan berhubungan intim. Yang mengejutkan, hampir setengah dari wanita Jepang yang berusia di bawah 40 tahun masih perawan.
SBS’s The Feed, pernah melakun riset terhadap orang-orang Jepang yang usianya di bawah 30 tahun. Hasilnya, mereka tak berminat berkencan apalagi berhubungan intim dengan orang lain. Mereka lebih suka ke klub. Dan yang mengejutkan, klub masturbasi jadi favorit.
Konsekuensinya membuat pusing pemerintah Jepang. Sebab sekarang, Jepang memiliki tingkat kelahiran terendah di dunia. penduduk pun menyusut selama satu dekade terakhir. Dalam riset yang dilakukan pada tahun 2011, mencatat jumlah orang lajang di Jepang terus meningkat.
Riset menemukan fakta, 61 persen pria Jepang yang tidak menikah. Dan 49 persen wanita Jepang juga belum menikah. Bahkan pria dan wanita Jepang dengan usia 18-34 tidak dalam jenis hubungan apa pun.
Studi lain mencatat, sebanyak 30 persen pria berusia 30-an dan yang usia 20-an, mengakui tidak memiliki pengalaman berkencan dengan seorang wanita. Waduh. Saking pusingnya, pemerintah Jepang sampai membuat program layanan kencan cepat, dimana orang Jepang dapat bertemu dengan calon pasangan seumur hidupnya. Program ini dikenal sebagai konkatsu, atau berburu perkawinan. Kebijakan ini diharapkan bisa mendongkrak tingkat kelahiran di Jepang. (SPY)
Discussion about this post