Daily News|Jakarta – Rangkaian demo mahasiswa di gedung DPR yang berubah rusuh memakan korban. Demo yang disinyalir pada akhirnya bertujuan menggagalkan pelantikan presiden itu memakan korban di kedua belah pihak.
Berdasar data yang dilansir Mabes Polri untuk korban massa pendemo yang jatuh dalam aksi 24 September ada 265 orang. Dari jumlah itu 11 orang dirawat inap.
“Dari pihak Polri ada 39 orang jadi korban, 15 di antaranya dirawat inap,” kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo Kamis (26/9/2019). Polisi masih merekap jumlah data korban yang jatuh pada aksi serupa Rabu (25/9/2019) kemarin.
Untuk data korban mahasiswa yang dirawat inap itu di antaranya adalah Amir Faisal, Nazamudin, Fatur, dan Asep. Mereka mengalami patah tulang, luka robek, hingga gegar otak.
Seperti diberitakan aksi memanas sejak tanggal 23 September 2019. Isunya tolak revisi UU KPK. Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta saat itu turun di jalan.
Polisi menduga serangkaian aksi ini hendak menciptakan opini pemerintah gagal dan menimbulkan ketidakpercayaan pada pemerintah baru.
Sejak awal polisi telah mencium aksi ini akan ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu yang memang menghendaki demo itu tidak berakhir damai tapi berakhir rusuh.
Salah satu yang disebut polisi punya niat jahat itu adalah kelompok Anarko yang beraksi di Bandung. Untuk di Jakarta aksi ini disebut polisi dibakar oleh kelompok keras. Tidak dijelaskan siapa kelompok keras ini.
Meski begitu polisi tak ingin terpancing. Untuk anggota di lapangan dalam pengamanan demo tidak dibekali peluru tajam. Jadi kalau ada mahasiswa yang terluka ataupun bahkan meninggal dunia karena peluru tajam itu bisa dipastikan bagian dari desain rusuh.
Discussion about this post