Daily News– Inggris pernah digegerkan dengan peristiwa penyerangan yang menimpa mantan mata-mata bernama Sergei Skripal. Diberitakan, serangan kepada Skripal dan putrinya, Yulia terjadi pada bulan Maret 2018. Saat itu keduanya ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di sebuah bangku di Salisbury.
Perdana Menteri Inggris saat itu, Theresa May saat itu langsung menuding intelijen Rusia ada dibalik penyerangan tersebut. Otoritas Rusia sendiri membantah itu. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam tubuh Skripal dan putrinya ditemukan racun berjenis Novichok. Apa itu racun Novichok? Racun Novichok adalah racun saraf yang disebut paling mematikan.
Dilacak dari sejarahnya, racun Novichok ini dikembangkan di era Uni Soviet. Dalam bahasa Rusia, Novichok artinya “pendatang baru.” Racun mematikan ini mulai dikembangkan pada masa Uni Soviet tahun 1970-an. Oleh pihak barat, Novichok dimasukan dalam kategori senjata kimia generasi keempat.
Di era Uni Soviet, Novichok didesain untuk mengelabuhi deteksi yang dilakukan organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Efek dari Novichok sangat mematikan. Lebih mematikan dibandingkan racun saraf lainnya. Bahkan disebut 5-8 kali lebih mematikan dibandingkan dengan racun VX yakni racun saraf yang dipakai untuk membunuh saudara tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Jong Nam, di Malaysia 13 Februari 2017.
Seorang profesor bernama Gary Stephens, pakar Farmakologi Universitas Reading mengatakan racun Novichok adalah racun paling berbahaya dibanding VX atau gas Sarin. Racun ini juga sulit untuk diidentifikasi. Bentuknya, ada yang berbentuk cair, tapi ada juga yang padat atau berbentuk bubuk halus.
Efek bagi yang kena racun ini sangat cepat menyebar ke dalam tubuh. Efeknya akan terasa antara 30 detik hingga dua menit. Itu yang berbentuk cair. Kalau yang berbentuk bubuk, efeknya baru terasa 18 jam setelah terkena racun ini. Gejala orang kena racun ini, matanya akan memutih, pupil mengalami penyempitan, kejang, dan yang terburuk koma hingga kematian. Denyut jantung juga melambat, dan sulit bernapas, sampai yang fatal berujung kematian.
(Supriyatna/Daily News Indonesia)
Discussion about this post